Sabtu, 05 Juni 2010

Kita, Bukan Orang Tua Malaikat



Ayah, Ibu...
Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?
"Kullu mauluudin yuladu 'alal fitrah, faabawahu."

Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak ketika lahir
berniat menghancurkan masa depannya?
Tak ada satupun bayi ketika lahir berniat di kepalanya..
"Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba" ;
"Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran dan kebut-kebutan".
Atau pernahkah dia berkata..
"jika besar nanti aku akan mencuri uang orang tua."
"Ah jika besar nanti aku mau membangkang pada ibu dan ayah."
Adakah anak yang berniat seperti itu??

Tetapi,mengapa,sebagian anak-anak ini
yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan
setelah beranjak remaja dan dewasa justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah untuk lingkungannya? Ada apa ini..

Ayah, Ibu,....
Sebagian perilaku negatif anak, orangtualah penyebabnya.
Periksalah ternyata sebagian anak
justru dijatuhkan harga dirinya di rumah, bukan di luar rumah

Sebagian kita mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarah kita
sebagian kita mungkin pernah menampar pipinya,
seolah adalah tempat empuk bagi telapak tangan kita
sebagian kita mungkin pernah membentaknya,
sambil beteriak dalam hati : akulah yang berkuasa!

Atau mungkin....kita tak pernah melakukan itu semua? Tapi tahukan ayah ibu,
Sebagian anak memang tidak pernah di pukul, Tak pernah di cubit, Tak pernah di bentak
Tapi jarang sekali anak yang lolos untuk tidak di salahkan orang tua
Mulai dari buka mata di pagi hari sampai kembali menutup matadi malam hari

Ayah, Ibu, ....
Karena sebagian anak jatuh harga dirinya di rumah, tanpa kita sadari,
ada sebagian anak yang tak betah berada di samping orang tuanya,
Panas hatinya jika mendengar 'ceramah-ceramah' orangtuanya
dan overdosis nasihat yang ia terima
Padahal judulnya adalah agar mereka masuk surga!

Karena sebagian anak dijatuhkan harga dirinya di rumah,
akhirnya mereka tak betah berada di rumah.
Rumah baginya hanyalah tempat tidur sementara,
ia lalu mencari harga diri, berkelana mencari surga
mencari orang-orang yang menghargai dirinya.

Wahh..ternyata teman-teman genk nya bisa lebih menghargainya
lalu dia berkata dalam hati
Hmm..ternyata aku akan dihargai jika aku pamer perkasa,
Aku ternyata perkasa jika menghisap ganja atau narkoba,
Aku gembira jika bisa menyusahkan siapa saja,supaya mereka bisa menghargaiku,
lalu para Orang Tua bersumpah serapah
"Lingkungan rusak! Mengapa merenggut anak-anakku!"

Apakah itu yang di inginkan oleh Ayah, Ibu???
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan aja sekedar uang,jajan,mainan, dan sekolah yang mahal semata,
Itu semua penting
Tetapi perkataan dan perlakuan penuh cinta dari Orang Tua,
adalah warisan terindah untuk masa depan anak-anak.

(Written By : Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
(Pendiri sekolah orangtua PSPA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar